Pupuk organikmemiliki banyak fungsi.Pupuk organik dapat memperbaiki lingkungan tanah, mendorong pertumbuhan mikroorganisme bermanfaat, meningkatkan mutu dan mutu produk pertanian, serta mendorong pertumbuhan tanaman yang sehat.
Pengendalian kondisiproduksi pupuk organikadalah interaksi sifat fisik dan biologis selama proses pengomposan, dan kondisi pengendalian dikoordinasikan oleh interaksi tersebut.
Kontrol kelembaban:
Kelembaban merupakan persyaratan penting untuk pengomposan organik.Dalam proses pengomposan pupuk kandang, kadar air relatif bahan baku kompos adalah 40% hingga 70%, yang menjamin kelancaran proses pengomposan.
pengatur suhu:
Ini adalah hasil aktivitas mikroba yang menentukan interaksi bahan.
Pengomposan adalah faktor lain dalam pengendalian suhu.Pengomposan dapat mengontrol suhu material, meningkatkan penguapan, dan memaksa udara melewati tumpukan.
Kontrol rasio C/N:
Jika rasio C/N sesuai maka pengomposan dapat dilakukan dengan lancar.Jika rasio C/N terlalu tinggi karena kekurangan nitrogen dan terbatasnya lingkungan pertumbuhan, laju degradasi sampah organik akan melambat, sehingga menyebabkan waktu pengomposan pupuk kandang menjadi lama.Jika rasio C/N terlalu rendah, karbon dapat dimanfaatkan sepenuhnya, dan kelebihan nitrogen akan hilang dalam bentuk amonia.Hal ini tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga mengurangi efisiensi pupuk nitrogen.
Ventilasi dan suplai oksigen:
Pengomposan kotoran merupakan faktor penting dalam kekurangan udara dan oksigen.Fungsi utamanya adalah menyediakan oksigen yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme.Suhu reaksi diatur dengan mengontrol ventilasi, dan suhu maksimum serta waktu terjadinya pengomposan dikontrol.
Kontrol PH:
Nilai pH akan mempengaruhi keseluruhan proses pengomposan.Apabila kondisi pengendaliannya baik, maka pengolahan kompos dapat berjalan dengan lancar.Oleh karena itu, pupuk organik yang berkualitas dapat diproduksi dan digunakan sebagai pupuk terbaik bagi tanaman.
Fermentasi pupuk organik terutama melewati tiga tahap:
Tahap pertama adalah tahap demam.Selama proses ini, banyak panas yang akan dihasilkan.Beberapa jamur, bakteri spora, dll. dalam bahan mentah akan diuraikan menjadi gula terlebih dahulu dalam kondisi aerobik dan suhu rendah.Suhu mungkin bisa naik hingga Di atas 40 derajat.
Tahap kedua memasuki tahap suhu tinggi.Ketika suhu naik, mikroorganisme panas yang baik mulai aktif.Mereka menguraikan beberapa bahan organik seperti selulosa dan terus menghasilkan panas hingga 70-80 derajat Celcius.Pada masa ini mikroorganisme termasuk mikroorganisme baik panas mulai mati atau dorman..
Yang ketiga adalah awal dari fase pendinginan.Pada saat ini bahan organik pada dasarnya sudah terurai.Ketika suhu kembali di bawah 40 derajat, mikroorganisme yang berpartisipasi dalam proses pertama menjadi aktif kembali.Jika suhu didinginkan terlalu cepat, berarti pembusukannya kurang, dan bisa dibalik lagi.Lakukan kenaikan suhu kedua.
Proses penguraian bahan organik selama fermentasi sebenarnya merupakan keseluruhan proses partisipasi aktif mikroorganisme.Kita dapat menambahkan beberapa starter yang mengandung senyawa bakteri untuk mempercepat penguraian pupuk organik.
Penafian: Sebagian data dalam artikel ini hanya untuk referensi.
Waktu posting: 09-Sep-2021